watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MEMEK MAMA TEMANKU

Ini cerita yang kualami kurang lebih 2 tahun yang
lalu. Saya adalah seorang siswa SMU swasta di
sebuah kota X, nama saya adalah Endy dan saya
saat ini berumur 18 tahun. Saya mempunyai
suatu kebiasaan untuk melakukan onani, yah
mungkin satu kali untuk satu hari. Saya
mempunyai seorang teman, bisa dikatakan dia
merupakan teman saya yang terbaik, karena
hampir setiap hari kami selalu bersama.
Saya memang sering main ke rumahnya dan
tentu saja, saya sering berjumpa dengan
mamanya. Dapat dikatakan mamanya saat ini
kira-kira berusia 36 tahun, tetapi tubuhnya terlihat
bagaikan seorang gadis yang berusia 20 tahunan.
Yah montok dan padat sekali dan saya
memanggil mamanya Tante Nita. Tentu saja saya
sering melakukan onani dengan mengkhayalkan
mama kawanku ini.
Suatu hari, kami bersama teman-teman sekolah
lainnya akan melaksanakan pesta barbeque dan
tempat kami berkumpul merupakan rumah dari
kawanku ini. Karena masih menunggu teman
kami yang belum hadir, maka saya bermain di
rumah kawanku ini dengan permainan dadu
dengan yang lainnya. Mungkin karena kebetulan
saya melempar dadunya terlalu kuat, maka dadu
itu jatuh ke arah kamar mama temanku.
Lalu dengan malas dan ogah-ogahan, saya
bangkit untuk mengambil dadunya. Tetapi saat
akan mengambil dadunya, saya melihat suatu
pemandangan yang membuat saya sangat
terangsang.
Saya melihat Tante Nita hanya memakai celana
dalamnya saja, langsung saja kemaluan saya
terbangun dan saya segera berjalan keluar sambil
berusaha menenangkan diri. Sambil bermain
dadu kembali, saya mengkhayalkan bentuk tubuh
Tante Nita yang membuatku sangat terangsang.
Tetapi sesaat kemudian, Tante Nita keluar dari
kamarnya. Dengan serempak, kami
memanggilnya dengan panggilan Tante, tetapi
saya tidak berani untuk menatapnya, yah
mungkin karena saya malu dan agak sedikit takut
mengingat kejadian tadi. Karena temanku sudah
memanggil, maka kami menyudahi permainan
dadu kami dan kami mulai bergerak ke luar
rumah. Sesaat sampai di luar rumah, saya
melihat Tante Nita sedang berdiri sambil
memandang ke arahku, lalu dia menyuruhku
untuk menemaninya ke rumahnya yang lain
untuk sekedar mengambil barang bekas. Dengan
gugup saya menjawab dengan jawaban "Ya", lalu
Tante Nita mengambil kunci rumahnya dan kami
pun berangkat. Sambil mengikutinya dari
belakang, saya memperhatikan goyangan
pinggulnya dan tentu saja saat ini saya sudah
sangat ingin melakukan masturbasi, tetapi karena
belum memiliki kesempatan, maka saya diam
saja sambil mengkhayalkan sedang bersetubuh
dengan Tante Nita. Sesampainya di rumah
tersebut, saya melihat rumah tersebut sudah
lama tidak dihuni, mungkin saja karena Tante Nita
baru saja pindah ke rumah baru. Kemudian kami
pun masuk ke dalam. Dengan hati-hati saya
memperhatikan sekeliling rumah tersebut.
Memang agak berdebu tetapi masih terlihat kalau
rumah tersebut rapi. Sesampainya di ruang
tengah rumah tersebut, Tante Nita bertanya
kepadaku, "Apa yang kamu lihat waktu kamu
mengambil dadu yang terjatuh itu tadi..?" Dengan
terkejut saya menjawab, "Saya tidak melihat apa-
apa, Tante..." Lalu Tante Nita berkata, "Kamu
jangan bohong, nanti saya laporkan bahwa kamu
berbuat yang tidak senonoh pada Tante.."
Dengan terbata-bata, saya menjawab bahwa
saya melihat Tante sedang ganti baju, tetapi saya
tidak melihatnya dengan jelas. Lalu Tante Nita
bertanya lagi, "Apakah kamu ingin melihatnya
sekali lagi..?" Seperti mendapat durian runtuh,
maka saya menjawab, "Kalo Tante Nita
mengijinkan, saya mau Tante." Sesaat Tante Nita
diam, lalu dia menyuruh saya untuk mendekat.
Dengan hati-hati, maka saya mendekat padanya,
lalu Tante Nita menarik tangan saya dan mencium
bibir saya. Tentu saja saya balas dengan ciuman
kembali, sedangkan kedua tangan saya diam saja
karena sesungguhnya saya dalam keadaan yang
sangat tegang. Berbeda dengan tangan Tante
Nita, tangannya mulai memegang kejantanan
saya dan satunya lagi mulai meremas pantat
saya. Kemudian Tante Nita mulai membuka
resluiting celana saya dan mulai mengocok
kemaluan saya. Saya merasakan kenikmatan
karena tangan Tante Nita sangat lembut dan
sangat berpengalaman. Karena terbawa perasaan
nikmatnya, mata saya mulai tertutup dan mulai
menikmati permainan Tante Nita. Belum
berlangsung lama permainan kami, Tante Nita
menghentikan permainannya, tentu saja hal ini
membuat saya keheranan. Lalu saya mulai berani
menatapnya dan saya bertanya kepadanya,
"Tante, bolehkah saya memegang payudara
Tante..?" Sambil sedikit tersenyum, Tante Nita
berkata, "Terserah kamu sayang..." Lalu tangan
saya mulai meraba payudara Tante, tetapi saya
merabanya dari luar saja karena masih tertutup
oleh baju dah BH-nya. Karena merasa kurang
puas, maka saya bertanya lagi, "Tante, bolekah
saya membuka baju tante..?" Dengan sedikit
kesal, Tante Nita menjawab, "Kamu boleh
melakukan semua yang ingin kamu lakukan,
tubuh saya sekarang ini adalah milikmu
sepenuhnya." Dengan terbata-bata saya
menjawab, "Terima kasih Tante..." Lalu Tante Nita
berkata lagi, "Panggil saya Nita saja, tidak usah
lagi sebutkan Tantenya." Lalu saya menjawab,
"Ya, Tante.., eh, maksud saya Nita." Permainan
terus berlanjut, saya mulai membuka kancing
baju Tante Nita. Terlihatlah dua bukit kembar
yang indah sekali, mungkin ukurannya sekitar
36A. Lalu saya mulai meremas dan mencium
payudara Tante Nita dan Tante Nita mulai
merasakan kenikmatan dan mengeluarkan suara
desahan. "Uuhhh... ahhh..," Saya mulai
membuka ikatan BH-nya dan menyembullah
payudaranya. Dengan liar bibir saya mulai
menghisap payudara yang di sebelah kanan,
sedangkan tangan saya meremas dengan keras
payudaranya yang di sebelah kiri. Saya terus
menghisap puting payudara Tante Nita kurang
lebih 5 menit lamanya. Kemudian saya
melepaskannya dan saya melihat putingnya
sudah berwarna kemerah-merahan agak hitam.
Kemudian Tante Nita mulai turun dan berjongkok
di hadapan kemaluan saya. Dengan cepat dia
menurunkan celana jeans saya sekaligus dengan
celana dalam saya, lalu dia pun membuka
mulutnya dan memasukkan kemaluan saya ke
mulutnya. Hal ini membuat saya terkejut,
kemudian Tante Nita mulai menghisap kemaluan
saya dan memainkannya di dalam mulutnya
yang membuat saya lupa diri. Tangan saya mulai
menjambak rambut Tante Nita dan kaki saya
mulai menjinjit karena saya merasakan
kenikmatan yang hebat. Kurang lebih 10 menit
kemudian, saya merasakan ada yang mendesak
keluar seperti saat saya sedang melakukan
masturbasi dan saya mulai mengerang, "Aduh,
Nita... saya sampai nih, uh... uhhh... uuuhhh..."
Dan Tante Nita mulai mempercepat
permainannya dan akhirnya saya mengeluarkan
cairan sperma saya di dalam mulutnya Tante
Nita. Saya merasakan Tante Nita menghisap habis
seluruh sperma saya dan menelannya. Dalam
sisa-sisa kenikmatan, saya melihat Tante Nita
bangkit dan mencium bibir saya, yang tentu saja
saya balas dengan ciuman yang hangat dan liar.
Hanya dalam hitungan beberapa detik, Tante Nita
menekan kepala saya dan saya pun mengerti apa
yang diinginkan Tante Nita. Saya mulai
berjongkok dan Tante Nita berganti posisi dengan
tubuhnya bersandar pada dinding rumah.
Dengan perlahan saya menurunkan celana Tante,
lalu saya melihat CD warna biru langitnya Tante
Nita dengan segunduk daging yang menonjol di
antara kakinya, selain itu saya juga melihat CD-
nya mulai basah oleh cairan kemaluannya. Tante
Nita berkata kepada saya, "Endy, cepat dong...
Tante sudah nggak tahan nih..." Dengan tenang
saya menjawab, "Iya Nita..," dan saya mulai
memeloroti CD-nya. Saya melihat rambut
kemaluan Tante Nita yang sungguh subur tetapi
terawat dengan rapi. Sejujurnya, saya sungguh
tidak menyangka keindahan alat kelamin wanita
ini berbeda dengan yang pernah saya lihat di film-
film blue bahkan sangat berbeda. Dengan
perlahan-lahan saya mulai menyapu kemaluan
Tante Nita dengan lidah saya. Sesudah rambut
kemaluannya basah oleh air liur saya, saya mulai
memasukkan lidah saya di antara kemaluannya
dan saya menemukan sebuah bijian kecil. Dengan
lidah saya, saya mulai menjilati biji tersebut, hal
ini membuat Tante Nita mengerang keenakan.
"Endy.. terus.. Tante merasa nikmat sekali.. ah...
ah... uhhh..." desahnya. Karena merasakan Tante
Nita yang mulai terangsang, maka saya
mempercepat jilatan saya pada bijian tersebut
kurang lebih 6 menit Tante Nita menjerit sambil
memegang dan menjambak rambut saya.
"Uhhh... Tante sampai nihhh... ayo terus
Ndyyy... ah... ehmmm... nikmat sekali." Lalu
saya melepaskan permainan lidah saya dan saya
melanjutkan dengan tangan saya yang mulai
menggosok dan mengocok kemaluan Tante Nita
karena saya merasa jijik untuk menghisap air
kemaluan wanita tetapi dengan cepat Tante
menarik kepalaku dan mengarahkannya kembali
ke kemaluannya. Karena ingin memuaskan Tante
Nita, maka saya mulai memainkan lidah saya di
kemaluan Tante Nita. Akhirnya Tante mengejang
dan berteriak, "Ahh... ahhh... auuu... ehmmm...
saya sampai.. terus Ndyyy... uhh... ahhh...
aahhh..." Saya merasakan ada cairan yang keluar
dari kemaluan Tante, maka saya menghisap
seluruh cairan tersebut sampai kering dan
kemudian saya menelannya. Karena melihat
Tante Nita sedang merasakan sisa-sisa
kenikmatannya maka saya bangkit dan mencium
bibirnya, sedangkan tangan saya meremas
payudaranya. Lalu Tante Nita membuka matanya
dan tersenyum nakal sambil berkata, "Endy,
kamu kurang ajar sekali, bahkan dengan mama
kawan baikmu pun kamu berani berbuat begitu."
Dengan terkejut saya berkata, "Tapi Tante, saya
tidak bermaksud begitu, kan tante yang..." Belum
selesai saya berkata Tante Nita memotongnya
dan berkata, "Saya tahu kamu tidak bermaksud
begitu tapi kamu sudah melakukannya jadi ya…
nggak apa-apa deh... tante suka dengan
permainan kamu. Lain kali kamu harus
melakukannya dengan Tante lagi. Kalo tidak..
Tante akan laporkan kamu sama yang lainnya!"
Lalu saya tersenyum dan berkata, "Tante nakal
sekali, saya sampai terkejut, tapi Tante jangan
khawatir, lain kali saya akan melayani Tante lagi,
saya janji Nita." "Kamu harus ingat janji kamu
yah... sekarang kita harus berpakaian kembali, lalu
kamu kembali ke teman kamu... kan kamu mau
barbeque kan..?"kata Tante Nita kemudian yang
sempat membuatku terkejut seperti sadar
kembali kalau kami sudah meninggalkan acara
pesta. Dengan cepat saya mulai membetulkan
pakaian saya dan merapikan rambut saya sambil
bertanya kepada Tante Nita, "Tante.., kita sudah
pergi berapa lama sih..? Kalo ketahuan gimana,
Tante..?" Dengan tenang Tante menjawab, "Kamu
jangan khawatir, Tante akan mengaturnya
supaya aman." Lalu kami pun kembali ke rumah
Tante Nita yang baru meskipun dalan hatiku
masih ada sedikit keraguan. Sesampainya disana,
Tante berkata bahwa kami membongkar seluruh
rumah untuk mencari kunci lemarinya sehingga
memerlukan waktu setengah jam. Sambil
bernafas lega, saya menoleh ke arah Tante Nita
dan melihatnya tertawa, sungguh menggoda
sekali. Beginilah awal kisahku dengan Tante Nita
yang merupakan mama dari kawan baikku. Di
pesta barbeque bersama temanku, saya merasa
sangat tidak tenang bahkan terasa ada yang ingin
dikeluarkan. Akhirnya saya pun melakukan
masturbasi di kamar mandi, tentu saja sambil
mengkhayalkan Tante Nita. Dalam hati saya tentu
saja sangat ingin untuk melakukannya dengan
Tante Nita, tetapi yah... Hari ini sudah lewat 2
minggu sejak kejadian di malam pesta barbeque
itu. Saya sendiri sudah tidak sabar dan frekuensi
onani saya malah semakin meningkat, bahkan
bisa tiga kali dalam satu hari. Tetapi siang harinya,
ketika baru pulang dari sekolah, sesampai di
rumah dan duduk di kursi sambil melepas
sepatu, saya menggerutu, "Aduh, hari ini kok
panas sekali..."Tetapi tiba-tiba saya mendengar
pembantu saya berteriak, "Mas Endy ada telpon
tuh..!" Lalu sambil malas-malasan saya bangkit
dan mengambil telepon sambil menjawab,
"Halo..?" "Ini Endy yah..?" tanya orang lawan
bicara saya. Saya jawab, "Iya, disana siapa
yah..?" "Kamu udah lupa yah ama saya..?"
dengan logat memancing. Karena merasa
dipermainkan, saya mulai emosi dan menjawab,
"Disana siapa sih kalo nggak mo bilang lagi saya
tutup teleponnya nih..!""Kok marah sih..? Nanti
tante laporkan kamu lho dan nggak tante kasih
kamu kenikmatan lagi." kata lawan bicara saya
lagi. Mendengar kata-katanya yang terakhir tadi,
saya jadi teringat dengan kejadian beberapa hari
yang lalu dan saya langsung menjawab lagi, "Oh,
ini Tante Nita yah..? Sori Tante gua lagi nggak
mood nih... Tante sih main-main aja..." Lalu
Tante Nita berkata "Nggak mood yah..? Jadi sama
Tante juga nggak mood dong..? Tadinya Tante
mo ajak kamu ke rumah Tante nih, abisnya lagi
sepi nih… tapi nggak jadi deh.." Dengan cepat
saya memotong, "Bentar dulu Tante, kalo Tante
sih gua jadi mood lagi nih, emang teman saya
(maksudnya anak Tante Nita yang menjadi teman
baik saya) nggak ada di rumah yah..?" "Kamu
tenang aja deh... pokoknya dari sekarang (saat itu
jam 12:30) sampe nanti sore jam 5 kita aman
deh… jadi datang nggak..?" tanya Tante Nita.
Tentu saja saya menjawab, "Jadi dong Tante..
bentar lagi saya kesana Tante, Tante tunggu
yah..!" Setelah itu, saya segera menutup
teleponnya seperti tidak ingin menyia-nyiakan
waktu. Kemudian saya segera berlari ke kamar
dan ganti baju, terus segera keluar rumah
menuju rumah Tante Nita, karena dari rumahku
ke rumah Tante Nita memerlukan waktu sekitar
15 menit jalan kaki. Karena ingin cepat tiba disana,
maka saya naik angkot (angkutan umum
perkotaan) saja. Sesampainya di rumah Tante
Nita, saya segera memutar ke belakang karena
lewat pintu samping rumah Tante Nita lebih aman
dan sepi. Kemudian dengan perlahan saya
mengetuk pintu dan terdengar Tante Nita
menjawab, "Iya, bentar..." lalu Tante Nita
membuka pintu dan mempersilakan saya
masuk.Di depan saya, Tante Nita berpakaian kaos
oblong dan celana pendek putih. Berpenampilan
seperti itu tentu saja sama dengan menampakkan
BH dan CD-nya yang berwarna hitam secara
sengaja kepada saya. Dalam pikiran saya
mungkin Tante Nita sengaja membuat saya
terangsang, tetapi saya berusaha tetap tenang,
yah.. stay cool deh pokoknya. Setelah itu, Tante
Nita menyuruh saya mengikutinya dan saya pun
berjalan. Tetapi begitu melihat pinggulnya yang
bergoyang, saya tidak tahan lagi, segera saya
menarik Tante Nita dan menciumnya. Tante Nita
pun segera membalas ciumanku dan tangan saya
segera bergerak untuk membuka bajunya.
Bersamaan dengan itu, Tante Nita berkata,
"Jangan di sini dong sayang..!" "Dimana Tante..?"
tanya saya. "Di kamar Tante aja..." kata Tante
Nita. Lalu saya pun segera menarik tangan Tante
Nita dan berkata, "Jadi, tunggu apa lagi Tante..?"
Setelah sampai di kamar Tante Nita, saya segera
Sementara itu tangan saya segera bergerak aktif
untuk meremas buah dada Tante Nita. Tiba-tiba
Tante Nita mendorongku dan dengan terkejut
saya bangkit, tetapi kemudian Tante Nita segera
menarikku dan naik di atas tubuhku sehingga
posisi saya sekarang adalah Tante Nita di atas
tubuh saya. Saya segera membuka baju Tante
Nita sehingga tampaklah buah dadanya yang
masih dibungkus oleh BH hitamnya. Saat itu
Tante Nita menunduk sehingga sekarang buah
dadanya tampak di depan mataku dengan sangat
jelas. Untuk menghemat waktu dan karena
memang saya juga sudah sangat terangsang,
maka saya segera melumat payudara Tante Nita
dan melepas BH hitamnya. "Aduh enak sekali,
ahhh... uh... sttt..." desahnya yang menandakan
Tante Nita sudah terangsang. Karena sudah
terangsang maka Tante Nita segera melepas baju
dan celana saya, sehingga saya hanya tinggal
memakai CD saja. Kemudian saya berguling ke
samping sehingga posisi saya sekarang di atas
Tante Nita, lalu saya segera merangkak turun dan
melepas celananya sehingga tampaklah
pemandangan di depan wajah saya sebuah surga
kenikmatan yang masih terbungkus oleh kain
hitam. Tanpa menunggu aba-aba darinya, saya
langsung melepaskan CD-nya Tante Nita dan
tampaklah kemaluan Tante Nita yang terawat
dengan rapi. Sungguh sangat indah dan berbeda
dengan yang pertama kali saya lihat dulu. Dengan
perlahan saya menjilati permukaan vaginanya
dan Tante Nita pun segera mengerang. "Aduh,
nikmat sekali... sungguh... geli tapi... ahhh...
uhhh... terus Endy..." Segera saya menaikkan
permainan saya sehingga tidak lama kemudian
Tante Nita pun menjerit, "Aduh saya sampai
Ndyyy... segera keluar... ahhh..." Lalu saya
segera menghisap bijian di kemaluan Tante Nita
sehingga saat cairan kemaluan Tante Nita keluar,
segera saya hisap habis dan menelannya. Dalam
sisa kenikmatannya, Tante Nita berkata, "Endy...
biarkan Tante Nita istirahat yah..? Nanti Tante Nita
baru melanjutkannya kembali." Saya segera
menjawab, "Iya Tante..." Setelah beristirahat 15
menit, Tante Nita mulai bangkit dan segera
melepas CD saya. Tampaklah kemaluan saya
yang masih dalam posisi setengah tiang. Tante
Nita segera memasukkannya ke dalam mulutnya
dan menjilatinya. Di dalam mulut Tante Nita,
kemaluanku segera mengeras hingga dalam
posisi yang siap tempur. Tante Nita sungguh
sangat berpengalaman dalam menjilati kejantanan
pria yang dengan cara menghisap dan kadang-
kadang mengigitnya dengan perlahan. Hal ini
membuatku sangat terangsang. Karena sudah
tidak tahan lagi, maka saya segera menarik tubuh
Tante Nita ke atas dan dan membalikkannya.
"Tante Nita, saya sudah tidak tahan lagi, sekarang
saya masukkan yah Tante..?" tanya saya yang
sudah merasa sangat terangsang. Tante Nita
menjawab, "Terserah kamu Ndyy.., tapi hati-hati
yah soalnya punya tante udah lama nih nggak
digunakan.." Dengan pelan dan hati-hati saya
mengarahkan kepala kemaluan saya ke dalam
lubang kemaluan Tante. Kepala kemaluan saya
mulai menyentuh bibir kemaluan Tante Nita, lalu
saya menekannya sehingga kepala kemaluan
saya sudah terbenam ke dalamnya. Tante Nita
segera menjerit, "Aduh... sakit sekali... pelan-
pelan Ndy..."Tetapi saya sudah tidak perduli lagi,
saya segera melanjutkan aksi saya dengan
menekan kemaluaan saya lebih dalam lagi dan
kepala kemaluan saya juga mulai terasa perih
karena ini adalah pertama kali saya melakukan
hubungan intim. Saya tetap menekan batang
kemaluan saya sehingga tidak lama kemudian,
seluruh kemaluan saya sudah terbenam dalam
kemaluan Tante Nita. Tante Nita lalu mengerang,
"Aduh sakit sekali... biarkan tetap di dalam Endy,
aduh... ahhh... ehmmm... uh..." Setelah terdiam
hampir 5 menit, saya segera menggoyang
pinggul saya dengan naik turun secara berirama
dan Tante Nita pun mengimbanginya dengan
goyangan pinggulnya yang membuat saya
merasa sangat keenakan. Tante Nita tiba-tiba
mengerang secara tidak jelas, "Aduh... sakit
sekali, tapi enak sekali, terus Endy..." Saya sudah
tidak memperdulikan Tante Nita dan hanya terus
memacu kemaluan saya untuk mencapai
kenikmatan. Tidak lama kemudian, setelah 8
menit, saya mendengar Tante Nita menjerit
kembali, "Aduh... saya sampai Ndyyy... akan
segera keluar nih..." Saya menjawabnya,
"Sebentar lagi Nita, sebentar lagi... saya juga
hampir sampai nih..." Tidak lama, Tante Nita tiba-
tiba mengejang dan saya merasakan ada cairan
hangat di dalam kemaluan Tante Nita dan Tante
Nita mengerang lagi, "Aduh... ahhh... aku sampai
Endy... nikmat sekali..." Tidak sampai disitu,
selang beberapa detik, saya merasa juga ada
yang mendesak keluar dari kemaluan saya dan
akan segera meledak. Rupanya saya juga telah
mencapai kenikmatan dunia dan saya menjerit,
"Saya sampai Tante eh... ahhh... nikmat sekali"
Lalu saya segera jatuh dan berbaring di samping
tubuh Tante Nita sambil merasakan sisa
kenikmatan yang telah kami capai berdua. Setelah
beristirahat, kami melakukannya lagi 3 kali dalam
tempo yang cepat. Tante Nita dan saya sama-
sama mencapai puncak kenikmatan 3 kali. Setelah
mandi dan pikiran kami sudah tidak terpengaruh
nafsu lagi, Tante Nita berkata padaku, "Tante Nita
minta maaf Endy... tadi Tante Nita telah
merenggut keperjakaan kamu... sungguh Tante
Nita minta maaf.." Tetapi saya segera berkata,
"Tidak apa-apa Tante, saya rela kok
menyerahkannya pada Tante, sungguh saya
sangat menyukai permainan tadi. Tapi Tante Nita
harus janji kalo Tante Nita lain kali harus
memberikan kenikmatan yang sama lagi
kepadaku..!" Sambil tersenyum, Tante Nita
berkata, "Iya... Tante sangat senang dengan
permainan tadi, Tante janji, Tante bersedia
melayani kamu lagi, tapi kamu juga harus
membuat Tante merasa keenakan seperti tadi.."
dan saya mengiyakannya. Hubungan kami
hampir berlangsung selama 2 tahun, tetapi kami
melakukannya dengan cara-cara yang tradisional.
Saya maupun Tante Nita tidak menyukai gaya-
gaya yang terlalu berani seperti gaya anjing
maupun yang lainnya. Hubungan kami sekarang
meskipun belum diputuskan berakhir, tetapi kami
hampir tidak pernah berjumpa lagi, karena saya
sudah melanjutkan kuliah di luar kota yang tentu
saja dengan anaknya Tante Nita. Hubungan saya
dengan Tante Nita sampai sekarang tetap menjadi
rahasia kecil kami. Jika saya liburan dan pulang ke
kampung halaman saya, Tante Nita selalu
meminta bagiannya dan saya pun dengan
senang hati melayaninya. Ini merupakan
pengalaman yang saya alami sendiri. Meskipun
banyak yang kurahasiakan disini, tetapi cerita ini
adalah benar-benar terjadi.


Adult | GO HOME | Exit
1/36683
U-ON

inc Powered by Xtgem.com